Selamat Datang Di duniasport757.blogspot.com - Kumpulan Artikel Seputar Olah Raga, Berita Unik & Otomotif dari dalam negeri & Internasional. Selamat Menikmati.

Tuesday, 10 July 2018

Ternyata Agen Ternama Bisa Juga Salah Tangkap Orang

DuniaSport757- Sebagai salah satu lembaga Intelgen di Dunia, CIA bisa dibilang memiliki saran, dana dan anggota dalam jumlah besar yang tersebar diseluruh dunia. CIA seharusnya bisa meminimalisir kesalahan yang mereka buat, khususnya dalam menangkap tersangka kasus kriminal. Namun nyatanya lembaga Intelgen yang konon mengawasi seluruh negara di dunia ini sering kali membuat suatu kesalahan saat menangkap seseorang.

Yang membuat lebih keruh, jumlah kasus salah tangkap ini terbilang cukup banyak, dengan korban yang harus menjalani hukuman penjara hingga bertahun - tahun. Bahkan ada yang sampai di hukum mati. Hal ini tentu menyalahi aturan paling dasar dari Hukum yang mengutamakan "Asas Praduga Tak Bersalah". Dalam hukum pidana bahkan ada sebuah adagium yang menyebutkan " Lebih baik Membebaskan Seribu Orang Bersalah Daripada Menghukum Satu Orang yang Tak Bersalah". PokerOnline.

Jadi menghukum orang yang tak bersalah merupakan hal yang paling keji, apalagi jika itu hanya karena alasan ynag sepele. Berikut ini adalah beberapa kasus salah tangkap paling parah yang dilakukan oleh CIA.

Teroris Salad


Setelah peristiwa serangan 11 September, Amerika dilanda Paranooid berlebihan dengan orang beretnis Arab. Puluhan bahkan ratusan kasus salah tangkap mulai terjadi akibat stigma yang muncul terhadap kaum muslim yang saat itu dianggap sebagai teroris. Banyak pihak yang berusaha memahami kesalahan CIA ini, namun sebelum masa ini nyatanya CIA telah melakukan beberapa kasus salh tangkap yang merenggut hidup banyak orang dan bahkan menghancurkan masa depan mereka.

Salah satu contohnya adalah yang terjadi pada Mophammed Al-Garani, seorang remaja yang di tangkap CIA saat masih berusia 14 tahun di Pakistan pada tahun 1999 yang lalu. Remaja ditangkap dan harus menjalani hukuman penjara selama 11 tahun di penjara Guantanamo hanya karena salah faham tentang kata yang ia ucapkan.

Kisah miris ini bermula ketika Gharani yang sedang belajar bahasa Inggris dan komputer di Pakistan ingin pulang ke Arab untuk bertemu orang tuanya. Saat melewati sebuah post pemeriksaan di bandara ia ditanyai oleh seorang petugas apa saja yang ia bawa di tasnya, Gharani kemudian menyebutkan beberapa barang termasuk Zalat. Saat mendengar kata tersebut petugas tadi kemudian memanggil salah satu penterjemah CIA karena tak memahami apa yang dimaksud oleh Gharani.

Nasib sial penterjermah ini ternyata memiliki logat yang berbeda dengan Gharani, penterjermah itu ternyata hanya memahami bahasa Arab dengan dialek Yaman, sedangkan Gharani menggunakan bahasa Arab dengan dialek Saudi. Didalam dialek Yaman, Zalat berarti "Uang", sedangkan yang dimaksud oleh Gharani sebenarnya adalah "Tomat" yang didalam dialek saudi disebut Zalat. SakongOnline.

Akibat kesalahan faham ini, Gharani oleh CIA dikira sebagai pejabat keuangan Al Qaeda dan langsung dimasukkan di penjara tanpa terlebih dahulu melalui proses peradilan. Kasus ini kemudian dikenal sebagai "Teroris Salad" karena seorang warga tak bersalah harus mendekam di penjara hanya karena menyebutkan Tomat yang berada pada salah satu sayuran dalam Salad.

Salah Tangkap Karena Nama Kota

Pada tahun 2002 silam, seorang pria Yaman bernama Emad Hassan yang tengah kuliah di Pakistan harus menghadapi mimpi buruknya karena menyebutkan nama kota kelahirannya. Saat itu CIA yang memang tengah getol mencari jejak teroris di Pakistan, karena menganggap negara tetangga India ini sebagai basis transit bagi para teroris, melakukan beberapa pemeriksaan terhadap mahasiswa luar negri yang kuliah di Pakistan.

Salah satunya adalah Emad Hassan, saat diperiksa Emad hanya ditanyai tentang hubungannya dengan Al Qaeda dan apakah ia mengetahui tentang kelompok teroris tersebut. Namun karena salah dalam mengatakan penyebutan kata yang buruk dari pihak CIA, bukannya mendengar kata AlQaeda, namun yang terdengar malah Al Qaidah yang merupakan tempat lahirnya Hassan. Mendengar pertanyaan tersebut Hassan tentu dengan percaya diri mengangguk dan menjawab ia mengetahuinya dengan jelas.

Buah dari kesalahan kecil tersebut, Hassan langsung dijebloskan ke Guantanami dan dipenjara hingga 13 Tahun. Baru pada tahun 2015, setelah ada pengacara yang mau membelanya, Hassan berhasil mendapatkan kebebasan setelah pengacara yang membelanya memberikan data dari Google Maps yang mencantumkan kota Al Qaidah yang berada di Yaman. BandarQOnline.

Salah Tangkap Karena Nama Yang Sama

Dengan jumlah penduduk dunia yang mencapai milyaran, tentu bukan hal yang aneh jika ada satu atau dua orang dengan nama yang sama. Tapi apa yang dialami oleh turis asal Jerman yang bernama Khaled El-Masri ini bisa dibilang merupakan kesialan yang sangat luar biasa.

Tanpa ia ketahui ternyata namanya sama dengan seorang teroris berbahaya yang sedang diburu di CIA. Alhasil saat El-Masri tengah berlibur di Makedonia pada tahun 2003 yang lalu, El-Masri tiba - tiba oleh sipir.

Baru setelah 4 bulan, CIA menyadari kekeliruan mereka yang yelah menangkap seorang wisatawan yang tak bersalah. Namun bukannya meminta maaf CIA justru menerbangkan El-Masri ke Albania yang menurunkannya disebuah jalan sepi dan meninggalkannya begitu saja.

Beberapa tahun kemudian El-Masri menuntut pemerintah Makedonia dan CIA atas pengalaman mengerikan yang harus ia alami. Tapi hingga saat ini El- Masri tetap tak mendapat permintaaf maaf baik CIA maupun Pemerintah Makedonia.
Tak Bisa Membedakan Wajah Orang

Medhanie Yehdego Mered merupakan salah satu penyelundup manusia kelas kakap yang beripersasi di laut tengah. Mered yang merupakan orang dibalik tewasnya 360 imigran dilepas pantai Italia pada tahun 2013 yang lalu setelah kapal yang digunakan untuk menyelundupkan mereka tenggelam. Sejak peristiwa ini Mered menjadi salah satu buron paling di cari di Italia dan dengan bantuan CIA pada tahun 2016 yang lalu, mereka mengumumkan telah berhasil menangkap Mared di Eritrea.

Namun sialnya tersangka yang mereka terbangkan langsung dari Eritea ini ternyata bukanlah Mered, melainkan seorang buruh tani yang bernama Medhanie Tesfamariam Berhe. Kesalahan ini baru mereka sadari setelah istri Mered sama sekali tak mengenali pria yang baru saja dibawa ke Italia tersebut. Dan yang membuatnya lebih parah setelah dinyatakan tertangkap, ternyata akun Facebook milik Mered terus menampilkan foto dirinya sedang berpesta pora, padahal ia sedang menjadi tahanan.

Rupanya pihak CIA melakukan kesalahan saat tak bisa mebedakan muka dari Mered dan Berhe lalu memutuskan untuk melakukan tes suara pada Berhe. Dari tes suara tersebut kemudian mereka mengambil keputusan bahwa Berhe adalah Mered.

Salah Tangkap Karena Konspirasi

Membuat seorang tersangka kejahatan untuk mengaku bukanlah hal yang mudah. Karena itu kadang ada beberapa oknum yang melakukan "perjanjian rahasia" dengan tersangka agar mau mengaku dengan iming- iming pengurangan hukuman. Hal tersebut sebenarnya menyalahi hukum, namun cukup sering dilakukan agar sebuah kasus cepat selesai. Sayangnya tak jarang perjanjian ini justru menyeret orang tak bersalah ke jeruji besi, bahkan hingga tiang gantung.

Seperti yang dialami oleh Jack Alderman, pria tak bersalah ini harus mendapatkan cap sebagai predator dan mendapat hukuman mati pada tahun 2008 silam setelah dituduh membunuh istri dan anaknya. Padahal dari bukti forensik yang ada di TKP dan dugaan motif semuanya sama sekali tak ada yang menunjukkan Jack membunuh keluarganya.

Jack harus menjadi pesakitan justru karena kesaksian tersangka yang sebenarnya yaitu Jogn Brown. Lelaki yang membunuh keluarga Jack ini dikenal sebagai pedofil yang telah melakukan serangan seksual terhadap anak - anak dan wanita. Brown yang awalnya sudah mengaku membunuh keluarga Jack, tiba tiba saja mengubah kesaksiannya dengan mengaku dengan mengaku bahwa Jack lah yang mengajak dirinya untuk membunuh. AduQOnline.

Berubahnya kesaksian Brown ini rupanya merupakan hasil perjanjian yang dilakukan oleh seorang jaksa pentut dan CIA semasa masa penahanan untuk mempercepat penyidikan. Saat itu Brown ditawari untuk mengaku dengan iming- iming pengurangan hukuman, namun siapa sangka jika pria ini justru mengelabuhi jaksa dan CIA dengan berbalik menuduh Jack. Dengan perjanjian ini Brown ahkirnya hanya mendapatkan hukuman selama 12 tahun, sedangkan Jack yang tak bersalah justru dijatuhi hukuman mati.

Kebenaran ini ahkirnya terkuak, setelah Brown yang terus melakukan kejahatan seksual setelah bebas dari penjara kembali tertangkap. Pria bejat ini kemudian mengakui segala konspirasi yang ia lakukan pada Jack dalam pengadilan, namun sayangnya hal ini sudah terlambah karena Jack Aldeman sudah lebih dulu dieksekusi mati menggunakan suntikan oleh negara bagian Georgia , pada tahun 2008.
Share:
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Post a Comment

Agen Judi Online

Website Bonus Daftar
Xodomino 2x Cashback DAFTAR
Klikbndar88 2x Cashback DAFTAR
Domino757 2x Cashback DAFTAR
Inipoker 2x Cashback DAFTAR
Poker757 2x Cashback DAFTAR
CgoAsia Rollingan 1,25% DAFTAR
Klikbola88 Rollingan 1,25% DAFTAR

Postingan Populer